Sabtu, 21 Februari 2009

TUJUAN DAKWAH : MELANJUTKAN KEHIDUPAN ISLAM



Dakwah adalah istilah dari bahasa Arab yang berasal kata da'a - yad'u - da'watan, artinya menyeru, memanggil atau mengundang. Allah SWT. berfirman:

"Mereka mengajak/memanggil ke neraka sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izinNya" (al Baqarah:221).

"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah" (An Nahl:125).

Dakwah dalam bahasa Indonesia tentunya digunakan untuk maksud dakwah Islam yang berarti: suatu usaha atau proses untuk menyebarkan dan mengembangkan Islam kepada masyarakat manusia untuk memeluk, mempelajari, dan mengamalkan Islam dalam kehidupan.
Hanya saja, masih banyak di kalangan umat Islam, termasuk mereka yang aktif dalam kegiatan dakwah Islam, yang kurang memahami tujuan dan metode dakwah Islam yang sebenarnya, yakni yang pernah dijalankan oleh Rasulullah saw. Sehingga kita mendengar istilah-istilah yang aneh seperti "dakwah bil hal", "dakwah pembangunan", dan lain-lain. Bahkan mereka yang mengaku menjalankan dakwah sesuai dengan tujuan dan metode (thariqah) Rasulullah saw., ketika ditanya rinciannya, mereka tak dapat menjelaskannya.
Dalam tulisan ini, mengingat ruang yang terbatas, hanya dibahas tentang tujuan dakwah. Pembahasan tujuan dakwah ini penting agar siapapun yang turut serta berjuang dalam aktivitas dakwah mengetahuinya dan mampu secara terus menerus menggambarkan dalam benaknya tujuan setiap aktivitas yang dilakukannya. Dakwah yang dilakukan tanpa tujuan yang jelas hanya akan menghasilkan aktivitas-aktivitas yang tak lebih sekedar berputar-putar di tempat.
Karena Rasulullah saw. adalah suri teladan (uswatun hasanah) bagi kita kaum muslimin (al Ahzab:21), maka dalam berdakwah pun kita harus menjadikan beliau saw. sebagai panutan kita, baik dalam tujuan maupun metode mencapai tujuan itu. Untuk mengenal tujuan dakwah beliau saw. kita harus mempelajari sirah (sejarah) Rasulullah saw. sebab sirah Rasulullah saw. boleh dikatakan sebagai sejarah dakwah Rasulullah saw.


Pelajaran dari Dakwah Rasulullah saw.
Kalau kita perhatikan perjuangan dakwah Rasulullah saw. baik di Mekkah maupun setelah berhijrah ke Madinah, beliau saw. berusaha menegakkan Islam sebagai suatu entitas politik yang memiliki otoritas memerintah dan mengatur hubungan antar manusia di masyarakat sesuai dengan Islam. Sebab, Islam yang diwahyukan Allah SWT kepada Rasulullah saw. itu bukan sekadar agama ritual atau sedikit norma-norma untuk memperbaikan sebagian kerusakan di masyarakat. Tetapi Islam adalah pemikiran dinamis yang diserukan untuk meruntuhkan seluruh sistem dan pemikiran yang ada di masyarakat, lalu membangun kembali masyarakat secara keseluruhan atas dasar aqidah Lailaha illallah. Siapapun yang menerima Islam, dia mengakui bahwa Allah adalah satu-satunya Pencipta dan Pembuat Syari'at/Hukum; dan ia meninggalkan seluruh ide dan ikatan, serta ia gantikan dengan apa-apa yang ditentukan Allah SWT. Realisasi penerimaan seseorang atas aqidah Islam adalah menjadikan aqidah itu sebagai sumber kebudayaan yang dia anut, pendorong cara berfikir dan mengelola jiwanya, dan menjadikannya sebagai standar atas segala aspek kehidupannya. Jadi, Islam datang untuk membentuk masyarakat baru dengan meninggalkan seluruh sistem dan pedoman undang-undang yang ada pada masyarakat lama, lalu merestrukturisasi dengan aqidah Islam dan sistem yang dibangun di atas aqidah itu.
Dalam rangka merealisasikan hal itu, dengan rasa penuh tanggung jawab mengemban kalimat Allah, sejak hari pertama mendapatkan wahyu, beliau saw. segera menyampaikan Islam kepada istri beliau saw., Khadijah r.a., dan sejak hari itu beliau saw. tak pernah beristirahat mendakwahkan Islam. Para shahabat beliau saw. yang telah memeluk Islam sependirian dengan beliau saw. Mereka memikul seluruh tanggung jawab dan pengorbanan yang dituntut allah atas mereka. Beserta para sahabatnya itulah, Rasulullah saw. terus menantang ide dan sistem yang ada dalam rangka mewujudkan tujuan yang digariskan oleh Allah SWT: Menjadi pewaris bumi dengan mengokohkan syari'atNya dan mengemban Islam ke seluruh dunia agar dunia kembali menyembah Allah SWT sebagai Sang Pencipta.
Dari sini Rasulullah saw. berjuang menegakkan Islam sebagai entitas politik yang bisa digunakan sebagai wahana untuk mengimplementasikan Syari'at Islam dan sebagai alat untuk mengemban Islam ke seluruh dunia. Di Mekkah beliau saw. menghimpun orang-orang yang telah mengimani Islam dan menjadikannya sebagai sumber pemikiran, perasaan, dan kebudayaan mereka. Kelompok muslim itu lalu bergerak dengan konsentrasi membicarakan penyimpangan-penyimpangan dan ide-ide yang salah yang telah meresap di masyarakat. Dakwah tidak dijalankan dengan melakukan perbaikan parsial sambil tetap menerima status quo masyarakat yang telah rusak. Malahan dakwah yang mereka sampaikan adalah dengan melakukan pembongkaran secara menyeluruh atas kepercayaan yang ada, ide-ide, dan peraturan, serta seluruh sistem yang muncul darinya. Dakwah yang demikian inilah yang memungkinkan terjadinya perubahan masyarakat secara menyeluruh. Para penguasa Mekah pun menghantam mereka dengan berbagai ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan yang keras dan kasar.
Disamping berbagai siksaan dan penganiayaan yang mereka timpakan atas kaum muslimin, mereka seringkali berusaha mencoba membujuk Rasulullah saw. dengan tawaran-tawaran yang menyimpangkan tujuan dakwah Rasulullah saw. seperti kekuasaan politik, popularitas, dan kemewahan. Tetapi semua itu beliau saw. tolak. Beliau saw. tetap dalam pendiriannya dan tak mau menyerah dengan bujukan dan rayuan itu meskipun mengalami berbagai kesulitan dan penderitaan yang luar biasa.
Dakwah terus berlangsung. Rasulullah saw. menampilkan kesungguhan dan kejelasan tujuan beliau saw. sebagai suatu gerakan ideologi dan politik yang tak ada taranya hingga mendapatkan bai'at (penyerahan kekuasaan) para penguasa kota Madinah dan membangun masyarakat baru yang terbaik di dunia. Kurang dari satu generasi Islam telah menaklukkan Rumawi dan Persia serta berkuasa di seluruh dunia.
Jadi, tujuan yang jelas dari dakwah Islam, yakni melanjutkan kehidupan Islam yang peranah dirintis Rasulullah saw. dan para sahabatnya itulah, akan memungkinkan umat Islam sekarang berjuang kembali mencapai kejayaannya kembali. n


Tidak ada komentar:

Posting Komentar